Oleh:
Jalaluddin Rumi
Inilah cinta, membumbung
ke langit
Setiap saat mengoyak
seratus cadar
Mula-mula, mengingkari
hidup
Akhirnya, melangkah tanpa
kaki
Menganggap dunia ini tak
tampak
Sepi semua yang muncul di
benak
”O, jiwa,” kataku,
”Semoga kau berbahagia
Memasuki negeri
orang-orang tercinta
Memandang daerah yang tak
tercapai mata
Menyusup ke dalam lekuk
liku dada!
Dari mana datangnya nafas
ini, o jiwa
Dari mana pula asal
denyut jantung, o hati?
Burung, bicaralah dengan
bahasa burung
Kutahu artinya yang
terselubung
Jiwaku pun menyahut, ”Aku
berada di pabrik
Yang sedang mengolah air
dan tanah liat
Aku pun melepaskan diri
dari sana
Ketika sedang diciptakan
Waktu tak kuat lagi aku
bertahan, mereke menyeretku
Dan menuangku
Sehingga bagaikan bola
bentukku.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar