Minggu, 13 Januari 2013

Pendidikan Anak Usia Dini



PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
I.     PENDAHULUAN
Perubahan pandangan dalam dunia pendidikan dan berbagai perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni membawa dampak pada berbagai aspek pendidikan, termasuk pada kebijakan pendidikan. Jika pada awal-awal kemerdekaan, fokus perhatian pemerintah lebih tertuju pada jenjang pendidikan dasar, menengah dan tinggi, maka secara berangsur-angsur setelah itu, perhatian pemerintah juga tertuju pada pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar, yaitu pendidikan anak usia dini.
Usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar sepanjang rentang pertumbuhan dan perkembangan kehidupan manusia. Pada masa usia dini, semua potensi anak berkembang sangat cepat. Fakta yang ditemukan oleh ahli-ahli neurologi, menyatakan bahwa sekitar 50% kapasitas kecerdasan manusia telah terjadi ketika usia 4 tahun dan 80% telah terjadi ketika berusia berusia 8 tahun. Pertumbuhan fungsional sel-sel saraf tersebut membutuhkan berbagai situasi pendidikan yang mendukung, baik situasi pendidikan keluarga, masyarakat  maupun sekolah.
Usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar dalam sepanjang rentang pertumbuhan serta perkembangan kehidupan manusia. Pada masa ini ditandai oleh berbagai periode penting yang fundamen dalam kehidupan anak selanjutnya sampai periode akhir perkembangannya. Salah satu periode yang menjadi perinci masa usia dini adalah The Golden Age atau periode keemasan. Banyak konsep dan fakta yang ditemukan memberikan penjelasan periode keemasan pada masa usia dini, dimana semua potensi anak berkembang paling cepat. Beberapa konsep yang disandingkan untuk masa anak usia dini adalah masa eksplorasi, masa identifikasi/imitasi, masa peka, masa bermain, dan masa trozt alter I (masa membangkang tahap I).
Pendidikan anak usia dini adalah pendidikan yang lebih banyak memerlukan pola pengasuhan dan penumbuhkembangkan kemampuan dasar peserta didik. Oleh karena itu diperlukan konsep dasar yang baik dalam penyelengaraan PAUD.

II.     RUMUSAN MASALAH
A.      Apa pengertian pendidikan anak usia dini?
B.       Apa tujuan dan fungsi pendidikan anak usia dini?
C.       Bagaimana konsep dasar pendidikan anak usia dini?
D.      Bagaimana prinsip-prinsip pendidikan anak usia dini?

III.     PEMBAHASAN
A.      Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini
Pengertian pendidikan anak usia dini sebagaimana yang termaktub dalam UU Sisdiknas Tahun 2003 pasal 1 ayat 14 menyatakan: “Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.” Batasan lain mengenai usia dini pada anak berdasarkan psikologi perkembangan yaitu antara usia 0-8 tahun. Disamping istilah pendidikan anak usia dini terdapat pula terminologi pengembangan anak usia dini yaitu upaya yang dilakukan oleh masyarakat dan atau pemerintah untuk membantu anak usia dini dalam mengembangkan potensinya secara holistik baik aspek pendidikan, gizi maupun kesehatan.[1]
Sementara menurut Biechler dan Snowman sebagaimana yang dikutip oleh Soemiarti Padmonodewo, yang dimaksud dengan pendidikan anak usia dini atau prasekolah adalah mereka yang berusia antara 3-6 tahun. Mereka biasanya mengikuti program penitipan anak (3 bulan-5 tahun) dan kelompok bermain (usia 3 tahun) sedangkan pada usia 4-6 tahun biasanya mereka mengikuti program Taman Kanak-Kanak.[2]
Menurut Mansur, anak usia dini adalah kelompok anak yang berada dalam proses pertumbuhan yang bersifat unik, dalam arti memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan (koordinasi motorik halus dan kasar), intelegensia (daya pikir, cipta, kecerdasan emosi dan kecerdasan spiritual), sosial emosional (sikap dan perilaku serta agama), bahasa dan komunikasi yang khusus sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak.[3] Anak usia dini terbagi dalam 4 tahapan: 1) masa bayi lahir sampai 12 bulan, 2) masa toddler (balita) usia 1-3 tahun, 3) masa pra sekolah usia 3-6 tahun, 4) masa kelas awal SD 6-8 tahun.[4]
Jadi dapat disimpulkan bahwa pendidikan anak usia dini adalah upaya pembelajaran yang dilakukan orang dewasa bagi anak usia 3-6 tahun untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani maupun rohani bagi persiapan pendidikan lebih lanjut.

B.       Tujuan dan Fungsi Pendidikan Anak Usia Dini
1.    Tujuan PAUD
Ada 2 tujuan diselenggarakannya PAUD:[5]
a.    Tujuan umum
Kegiatan pendidikan bertujuan mengembangkan berbagai potensi anak sejak dini sebagai persiapan untuk hidup dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
b.    Tujuan khusus
Kegiatan pendidikan secara khusus bertujuan agar:
1)   Anak mampu melakukan ibadah mengenal dan percaya akan ciptaan Tuhan dan mencintai sesama
2)   Anak mampu mengelola keterampilan tubuh termasuk gerakan-gerakan yang mengontrol gerakan tubuh
3)   Anak mampu berpikir secara logis, kritis, memberi alasan memecahkan masalah dan menumbuhkan hubungan sebab akibat
4)   Anak memiliki kepekaan terhadap irama, nada, serta menghargai hasil karya yang kreatif
2.    Fungsi PAUD
Pentingnya memberikan layanan pendidikan bagi anak usia dini memiliki beberapa fungsi:[6]
a.       Fungsi adaptasi dan sosialisasi
Yakni berperan dalam membantu anak melakukan penyesuaian diri dengan berbagai lingkungan serta menyesuaikan diri dengan keadaan dalam dirinya sendiri dan juga membantu anak agar ia memiliki ketrampilan sosial yang berguna dalam pergaulan di masyarakat.
b.      Fungsi pengembangan
Yang berkaitan dengan peranan pendidikan anak usia dini dalam mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak.
c.       Fungsi bermain
Yakni peranan pendidikan anak usia dini dalam memberikan kesempatan pada anak untuk bermain, melalui bermain anak akan senang dan gembira mengembangkan potensi yang dimilikinya.
d.      Fungsi ekonomik
Yakni pendidikan yang terencana pada anak usia dini merupakan investasi jangka panjang yang menguntungkan pada setiap rentang perkembangan selanjutnya. Terlebih lagi investasi yang dilakukan berada pada masa keemasan (golden old).

C.       Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini
Pada masa usia dini anak mengalami masa keemasan (the golden years) yang merupakan masa dimana anak mulai peka/sensitif untuk menerima berbagai rangsangan. Masa peka pada masing-masing anak berbeda, seiring dengan laju pertumbuhan dan perkembangan anak secara secara individual. Masa peka adalah masa terjadinya kematangan fungsi fisik dan psikis yang siap merespons stimulus yang diberikan oleh lingkungan. Masa ini juga merupakan masa peletak dasar untuk mengembangkan kemampuan kognitif, motorik, bahasa, sosio emosional, agama dan moral.
Pendidikan usia dini merupakan wahana pendidikan yang sangat fundamental dalam memberikan kerangka dasar terbentuk dan berkembangnya dasar-dasar pengetahuan, sikap dan ketrampilan pada anak. Keberhasilan pendidikan pada masa dini tersebut menjadi dasar untuk proses pendidikan selanjutnya. Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan pada lembaga pendidikan anak usia dini, seperti: Kelompok Bermain, Taman Penitipan Anak, Satuan Padu Sejenis maupun Taman Kanak-Kanak yang sangat tergantung pada sistem dan proses pendidikan yang yang dijalankan.
Menurut Peaget, anak secara aktif memahami pengetahuan dengan cara berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Berdasarkan hasil interaksinya anak mengembangkan scheme (skema). Skema merupakan memori atau gambaran anak tentang sesuatu. Misalnya, setelah anak bermain sepeda dan diberi penjelasan bahwa itu adalah sepeda, ia kini memiliki skema tentang sepeda didalam otaknya.
Pendekatan yang saat ini paling banyak digunakan dalam lembaga PAUD adalah pendekatan BCCT. Konsep dasar pendekatan sentra dan lingkaran atau beyond centers and circle time (BCCT) dalam pendidikan anak usia dini dinilai cocok untuk kondisi Indonesia yang sangat beragam, karena mengutamakan keunggulan dan budaya lokal. Pendekatan BCCT berfokus pada anak pembelajarannya berpusat di sentra main dan saat anak dalam lingkaran. Sentra main adalah zona atau arena main anak yang dilengkapi dengan seperangkat alat main yang berfungsi sebagai pijakan lingkungan yang diperlukan untuk mendukung perkembangan anak dalam tiga jenis permainan. Yakni main sensorimotor (fungsional), main peran dan main pembangunan.[7]
Ada 4 pijakan dalam pendekatan BCCT, yaitu:
1.      Pijakan lingkungan main
·      Sebelum anak-anak datang ke sentra-sentra,   guru telah menata lingkungan main dengan menyiapkan sejumlah tempat main
·      Usahan paling tidak ada 3 tempat main anak agar anak bebas memilih permainan
·      Guru perlu menyediakan waktu yang cukup agar anak-anak dapat memilih dan menikmati ke 3 jenis pengalaman-pengalaman main (main sensorimor, main peran, dan main pembangunan) paling sedikit 1 jam bagi anak untuk bermain.
2.      Pijakan pengalaman sebelum main
·      Guru menjelaskan kegiatan-kegiatan main hari ini, mencontohkan bagaimana menggunakan bahan dan alat bermain secara tepat
·      Agar anak mendapatkan ide saat bermain, guru dapat membacakan sebuah cerita atau berdiskusi bersama anak
3.      Pijakan pengalaman main setiap anak
·      Ketika anak mulai memilih sebuah kegiatan guru harus mencatat apa yang dipilih anak pertama kali
·      Jika anak hanya terpaku pada kegiatan main menuang dan mengisi pasir, artinya anak masih berada pada tahap main sensorimotor.
·      Ketika anak-anak bermain, guru harus senantiasa memberikan perhatian kepada semua anak dengan berpindah dari satu tempat ke tempat lain sambil memberikan dukungan pada kegiatan anak selagi mereka bekerja.
4.      Pijakan pengalaman setelah main.
·      Saat anak-anak berada di sekolah dasar nantinya, mereka diharapkan dapat fokus pada satu kegiatan dan menyelesaikan kegiatan tersebut hingga tuntas .
·      Guru dapat mengajarkan keterampilan-keterampilan tersebut melalui kesempatan berbagi cerita pengalaman-pengalaman main yang tadi dilakukan dalam sebuah lingkaran usai anak-anak bermain.
·      Sebelum pulang, guru juga dapat mengajak anak-anak membereskan bahan-bahan dan alat-alat main dan meminta untuk menatanya kembali ke tempat-tempatnya.
·      Dengan cara ini anak belajar mengelompokkan dan mengelola lingkungan main secara tepat.
Adapun dalam BCCT ada berbagai sentra tempat bermain:
1.         Sentra bahan alam
2.         Sentra main peran
3.         Sentra persiapan
4.         Sentra balok
5.         Sentra religi
6.         Sentra seni

D.      Prinsip-Prinsip Pendidikan Anak Usia Dini
Prinsip pelaksanaan program PAUD harus mengacu pada prinsip umur yang terkandung dalam konveksi hak anak, yaitu:[8]
1.    Nondiskriminasi, dimana semua anak dapat mengecap pendidikan usia dini tanpa membedakan suku bangsa, jenis kelamin, bahasa, agama, tingkat sosial serta kebutuhan khusus setiap anak.
2.    Dilakukan demi kebaikan terbaik untuk anak (the best interest of the child), bentuk pengajaran, kurikulum yang diberikan harus sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif, emosional, konteks sosisal budaya dimana anak-anak hidup.
3.    Mengakui adanya hak hidup, kelangsungan hidup dan perkembangan yang sudah melekat pada anak.
4.    Penghargaan terhadap pendapat anak (respect for the views of the child) pendapat anak yang menyangkut kehidupannya perlu mendapatkan perhatian dan tanggapan.
Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan program kegiatan/pembelajaran pada PAUD meliputi:[9]
1.    Berorientasi pada perkembangan anak
2.    Berorientasi pada kebutuhan anak
3.    Bermain sambil belajar atau belajar seraya bermain
4.    Stimulasi terpadu
5.    Lingkungan kondusif
6.    Menggunakan pendekatan tematik
7.    Aktif, kreatif, inovatif, efektif dan menyenangkan
8.    Menggunakan berbagai media dan sumber belajar
9.    Mengembangkan kecakapan hidup
10.    Pemanfaatan teknologi dan informasi
 Dalam perspektif psikologi pendidikan, kecerdasan dianggap sebagai kemampuan mental terhadap suatu persoalan, ada 3 faktor penting yang mengenarai kecerdasan seseorang, yakni penilaian (judgement), pengertian (comprehension), dan penalaran (reasoning).
Bukan hanya kecerdasan intelektual saja yang dipersiapkan, bahkan kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual.
Menurut pandangan Gordner yang didasarkan atas teori multi cultural, menurutnya ada 7 macam kecerdasan atau yang sering disebut dengan multiple intelligence (MI):
1.    Inteligensi linguistik verbal (verbal-linguistik intelligence)
2.    Kecerdasan matematis-logis (logical-mathematical intelligence)
3.    Kecerdasan ruang visual (visual-spatial intelligence)
4.    Kecerdasan musik (nusical intelligence)
5.    Kecerdasan kinestetik atau gerakan fisik (kinesthetic intelligence)
6.    Kecerdasan hubungan sosial (interpersonal intelligence)
7.    Kecerdasan kerohanian (intrapersonal intelligence)

IV.     KESIMPULAN
1.       Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
2.      Secara umum Kegiatan pendidikan bertujuan mengembangkan berbagai potensi anak sejak dini sebagai persiapan untuk hidup dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
3.      Konsep dasar pendekatan sentra dan lingkaran atau beyond centers and circle time (BCCT) dalam pendidikan anak usia dini dinilai cocok untuk kondisi Indonesia yang sangat beragam, karena mengutamakan keunggulan dan budaya lokal. Dalam BCCT ada 4 pijakan: Pijakan lingkungan main, Pijakan pengalaman sebelum main, Pijakan pengalaman main setiap anak, dan Pijakan pengalaman setelah main.
4.      Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan program kegiatan/pembelajaran pada PAUD meliputi: Berorientasi pada perkembangan anak, berorientasi pada kebutuhan anak, bermain sambil belajar atau belajar seraya bermain, stimulasi terpadu, lingkungan kondusif, menggunakan pendekatan tematik, aktif, kreatif, inovatif, efektif dan menyenangkan, menggunakan berbagai media dan sumber belajar, mengembangkan kecakapan hidup, dan pemanfaatan teknologi dan informasi.

V.     PENUTUP
Demikian makalah ini kami buat, semoga dapat menambah ilmu kita semua. Kami sadar dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan, untuk itu kritik dan saran yang membangun tetap diharapkan sebagai acuan dalam pembuatan makalah selanjutnya.






DAFTAR PUSTAKA

Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005.
Mursid, Kurikulum dan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD): Sebuah Harapan Masyarakat, Semarang: AKFI media, 2010.
______, Manajemen Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Teori dan Praktik, Semarang: AKFI media, 2010.
Padmonodewo, Soemiarti,  Pendidikan Anak Pra Sekolah, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2000.
http://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan_anak_usia_dini, selasa, 3 nopember 2011. Pkl. 17.03 WIB.




[1] Mursid, Manajemen Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Teori dan Praktik, (Semarang: AKFI media, 2010), hlm. 2
[2] Soemiarti Padmonodewo, Pendidikan Anak Pra Sekolah, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2000), hlm. 19
[3] Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), hlm. 88
[4]http://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan_anak_usia_dini, Selasa, 3 Nopember 2011. Pkl. 17.03 WIB.
[5] Mursid, Manajemen Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Teori dan Praktik, hlm. 23
[6] Mursid, Kurikulum dan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD): Sebuah Harapan Masyarakat, (Semarang: AKFI media, 2010), hlm. 50-51
[7]  Mursid, Manajemen Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Teori dan Praktik, hlm. 5-6
[8] Mursid, Kurikulum dan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD): Sebuah Harapan Masyarakat, hlm. 52
[9]  Mursid, Manajemen Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Teori dan Praktik, hlm. 19

Tidak ada komentar:

Posting Komentar