Resensi/Sinopsis Buku “Pendidikan Neomodernisme: Telaah Pemikiran
Fazlur Rahman”
Fazlur
rahman adalah seorang muslim taat yang mampu memberikan kontribusi yang besar
pada Islam khususnya di bidang pendidikan Islam dan pengenalan Islam pada dunia
barat. Fazlur rahman adalah seorang muslim kelahiran Pakistan yang pada masa
itu masih menjadi bagian dari negara India. Islam zaman itu sedang menghadapi
perlawanan keras yang dibawa oleh barat. Sebagai seorang Sunni, hal ini tentu
berdampak pada pemikiran Fazlur. Tapi beruntung dia dibesarkan dalam keluarga
yang bisa menerima modernisasi. Dia dididik secara tekun oleh ayahnya menjad
seorang yang berpegang teguh pada agama. Hal ini menjadi sangat berguna bagi
Fazlur ketika pada akhirnya dia melanjutkan studinya di barat.
Setelah
menyelesaikan studinya di barat, sebenarnya Fazlur ingin kembali ke negaranya.
Akan tetapi keadaan politik Pakistan pada masa itu masih belum stabil karena
negara itu baru memerdekakan dirinya menjadi sebuah negara baru dan keluar dari
India. Keadaan yang tidak menentu itu memaksa Fazlul untuk tetap tinggal di
barat dan berkarya disana. Pada awal tahun 1960 an, Fazlulr diminta untuk
pulang ke negerinya. Selama dia hidup di Pakistan, Fazlur berhasil berkarya
dengan baik. Hingga pada akhirnya dia berhasil menyelesaikan bukuya yang
kontroversial berjudul "ISLAM". Reaksi dari penebitan buku tersebut
sangat besar dan hal itu berdampak perginya Fazlur rahman dari Pakistan. Para
ulama tradisional menganggap bahwa Fazlul terlalu condong ke barat dan ingkar
terhadap Al Quran. Hingga muncullah demo besar-besaran yang mengakibatan Fazlur
mengundurkan diri dari jabatannya (Direktur advuisori council of isamic
ideology) dan memilih menjadi pengajar di Universitas Chicago Los Angeles
Amerika. Hingga akhirnya dia wafat pada tanggal 26 Juli 1988 di Amerika. Dalam
buku ini juga dijelaskan mengenai sumbangsih Fazlur rahman pada barat khususnya
Amerika menganai wacana Islam Modern. Kontribusi tersebut antara lain: Pertama,
Fazlur rahman mampu menggabuungkan mengenai tradisionalisme islam sunni,
modernisme islam dan scolastisisme barat. Kedua, dalam mencari
kebenaran, dia berani berinofasi di antara sikap islam dan sikap barat. Ketiga,
ia mengenalkan metodologi yang bersifat interdisipliner. Keempat, dengan
sifatnya yang gentle, spirit dan intelektualitasnya yang tajam, ia dan
pemikirannya diterima secara luas dalam pengembangan kajian Islam di Amerika
Serikat. Kelima, ia telah mewariskan pemikiran-pemikirannya pada
murit-muritnya yang tersebar di seluruh Amerika dan Kanada.
Selain
hal-hal diatas, ada juga yang mengungkapkan mengenai kontribusi Fazlur Rahman yang
lain. Diantaranya: Pertama, Fazlur Rahman telah memberikan penjelasan
yang luas terhadap tokoh besar dalam khazanah keislaman, Ibnu Sina. Kedua,
penjelasannya sangat gamblang mengenai teori pengetahuan Ibnu Sina. Bahkan
menunjukkan perbedaan dengan al Farabi. Ketiga, sikap Fazlur rahman yang
selalu mempertahankan rasionalitas sebagai bagian dari kehidupan Islam. Dalam
barbagai pemikirannya, Fazlur Rahman selalu mencoba untuk menjelaskan bahwa Al
Quran dan Hadits bisa dicocokkan dengan perkembangan zaman. Dijelaskan olehnya,
bahwa generasi awal muslim tidak mengenggap ajaran Al-Quran dan Sunah dari nabi
sebagai sesuatu yang statis, tetapi secara esensial sebagai sesuatu yang
bergerak secara kreatif melalui bentuk-bentuk sosial yang ada. Berangkat dari
pendapatnya mengenai tidak adanya sesuatu yang dapat memberikan koherensi
terhadap ajaran Al Quran selain kehidupan Nabi yang aktual dan lingkungan hidup
nabi sebagai sarana yang penting dalam memahami Al Quran. Karena itu, reduksi
kehidupan nabi yang aktual kedalam rumusan-rumusan yang dianggap standart akan
mematikan semangat asli kitab ini.
Diantara
karya-karya Fazlur Rahman yang mencapai ratusan (baik berupa buku maupun
artikel) satu di antaranya yang paling menarik yang dikupas dalam buku karya
Rikza Chamami ini yaitu buku Islam yang sejak penerbitannya sudah menjadi buku
yang kontrofersial . buku ini ditertbitkan pertama tahun 1966 oleh Holt,
Rinehart dan Winston.
Pembahasan yang pertama dalam buku Islam ini adalah tentang sejarah nabi
Muhammad disusul dengan Al Quran, Sunnah, hukum teologi, filsafat, sufisme,
sekte-sekte, pendidikan, geraan pembaharuan dan diakhiri dengan alnalisis terhadap
warisan dunia islam. Ia meletakkan sejarah Islam dalam percaturan peradapan
dunia bukan seperti pemikiran Orientalis yang meletakkan Islam dalam sejarah
yang mati. Ditegaskan bahwa setiap orang mampu menafsirkan dan
memahami Al Quran sesuai dengan tingkat kemampuan mereka masing-masing. Dalam
pendidikan, Fazlur rahman mengungkapan sebuah perjalanan perkembangan
keilmuan pada zaman pertengahan dengan perkembangan kurikulum beserta
pengajarannya. Ia juga memaparkan watak ilmu pengetahuan pada masa itu.tuturnya:
Awal mula dan tersebarnya ilmu pengetahuan Islam pada masa-masa awal Islam
berpusat pada indifidu-indifidu bukan sekolah-sekolah. Kandungan pendidikan
Islam juga bercirikan usaha-usaha indifidu. Tokoh-tokoh istimewa tertentu yang
telah mempelajari Hadits dan membang sistem –sistem teologi dan hukum mereka
sendiri di seputarnya, menarik murid-murud dari tempat tempat yang jauh dan
dekat yang mau menimba ilmu darinya. Karena ciri pertama yang penting dalam
ilmu pengetahuan adalah fitalnya sosok guru. Sang guru telah memberikan
pelajarannya seutuhnya secara pribadi memberikan suatu sertifikat kepada
muridnya yang demikian diberikan izin untuk mengajar. Ijazah itu kadang kadang
diberikan untuk satu mata pelajaran tertentu misalnya fikih atau hadits.
Kadang- kadang ijazah itu mrelioputi beberapa pelajaran dan kadang kadang hanya
untuk kitab-kitab khusus yang telah dibaca oleh murid yang bersangkutan.
Abstraksi
dan perangkat analisa yang telah dieksplorasikan ini menjadi kajian pemikiran
pendidikan Fazlur Rahman yang sangat akrobatik. Dengan demikia4n dapat dilihat
secara seksama, ternyata Fazlur Rahman yang selama ini hanya dipandang sebagai
tokoh yang concern di bidang hukum dan filsafat, ia juga punya pemikiran
tentang pendidikan Islam. Pandangannya terhadap pendidikan Islam tidak jauh
dari gagasan besarnya dalam menyokong neomodernisme Islam. Neomodernisme yang
dikumandangkan oleh Fazlur Rahman memberikan model pembaharuan (tajdid) dalam
fenomena fase perkembangan dunia Islam. Neomodernisme menawarkan bentuk
pembaharuan dalam tubuh Islam yang masih tetap memegang teguh tradisi atau
ajaran-ajaran pokok agama Islam. Substansi neomodernisme yaitu menjawab
tantangan modernisme Barat--tidak mau mengekor budaya westernisasi. Tetapi
Fazlur Rahman juga mampu menunjukkan identitas keislaman. Pun seperti itu,
neomodernisme juga masih mengakomodasi pemikiran Barat dengan proses
filterisasi. Neomodernisme bisa diartikan dengan dua hal: Pertama, sebagai
gerakan intelektual yang mendialogkan antara tradisi dan modernisasi. Kedua,
sebagai fase atau masa pembaharuan setelah tidak puas dengan hedonisme dalam
era modern yang sudah menjauh dari tradisi dan pandangan ketuhanan.
Pendidikan
bagi Fazlur Rahman adalah pokok utama yang harus dikedepankan dalam semua
bentuk pembaharuan Islam. Pendidikan yang paling urgen bukanlah bentuk
peralatan fisik atau kuasi-fisik untuk pengajaran saja, tetapi model pemikiran
progresif yang mampu menyokong kemajuan Islam. Esensi dari pendidikan bagi
Fazlur Rahman adalah intelektualisme Islam. Ia adalah pertumbuhan suatu
pemikiran Islam yang asli dan memadai, yang harus memberi kriteria untuk
menilai keberhasilan atau kegagalan sebuah sistem pendidikan Islam. Perangkat
utama dalam intelektualisme Islam adalah al-Qur'an. Karena al-Qur'an adalah
satu-satunya wahyu yang secara literal diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW
(antara tahun 710 dan 732 M). Orientasi pendidikan Islam yang benar-benar
Islamis dapat dinikmati pada tingkat pendidikan dasar, tetapi akan lebih
gamblang dilihat pada pendidikan tinggi yang mampu mengintegrasikan
Welstanschaung Islam yang asli dan modern. Selanjutnya tujuan akhir pendidikan
adalah melahirkan generasi Islam yang berwawasan global (tidak mengenal
dikotomi mental dan kehidupan sosial) dengan landasan etika al-Qur'an. Dengan
kata lain, pendidikan dalam frame neomodernisme adalah pendidikan progresif
(yang) QurÂ’ani.
Implikasi
pemikiran pendidikan dalam Islam adalah sangat besar. Terutama dengan pandangan
pendidikan Islam yang rasionalis—religius. Model pendidikan ini cukup mampu
menjembatani ketertinggalan dinamika pemikiran Islam atau klaim kemandulan
budaya pikir masyarakat muslim. Tujuan dan strategi pendidikan dirancang dengan
latar belakang sistemis sesuai perjalanan sejarah Islam abad pertengahan.
Dengan demikian arah strategi pendidikan berkiblat pada pengalaman kegagalan
untuk selanjutnya dibenahi dengan penyesuaian perkembangan waktu. Selain itu,
metode pendidikan diajarkan dengan model pedagogy (kedewasaan) sebagaimana Nabi
Muhammad SAW memberikan pendidikan sesuai kebutuhan. Misalnya mengembangkan
empat dasar kurikulum agama yang meliputi: hadist (tradisi), fikih (hukum),
kalam (teologi) dan tafsir (eksegisis al-Qur'an).
Neomodernisme memberikan model pembaharuan dalam fenomena
fase perkembangan dunia Islam. Neomodernisme menawarkan bentuk pembaharuan
dalam tubuh Islam yang masih tetap memegang teguh tradisi dan ajaran pokok
agama Islam. Kategori-kategori (pembaharuan) dan (berpikir bebas) menjadi unsur
utama pemikiran islam yakni menyiapkan dasar dari pemikiran kembali yang
direalisasikan oleh sarana pendidikan. Pada prinsipnya Rahman mengagumi dan
menghormati tradisi intelektual sebagaimana diwariskan oleh ulama.prasyaratnya
adalah bahwa pendidikan tidak dibebani oleh urusan-urusan dogma dan
kekahawatiran tentang perubahan yang membayangi. Tujuan utamanya adalah ingin
menunjukkan bahwa beberapa bagian dalam sejarah disiplin ilmu hokum dan
filsafat politik kehilangan hubungan dengan etika Al-Qur’an. dalam konteks
pendidikan, neomodernisme mencoba untuk memberikan revisi atas pola pendidikan
yang sangat sekuler rasional. Neomoderisme
mencoba untuk mengembangkan sikap kritis terhadap Barat maupun terhadap
warisan- warisan kesejahteraannya sendiri. Bila kedua hal tersebut tidak dikaji
secara obyektif, maka keberhasilannya dalam mengahadapi dunia modern merupakan
suatu hal yang menghadapi dunia modern merupakan suatu hal yang absurt, bahwa
kelangsungan hidupnya sebagai muslim pun akan sangat meragukaan. Tetapi bila
umat Islam dapat mengembangkan prasyarat keyakinan diri, tanpa mengalah kepada
Barat secara membabi buta atau menafikannya, maka tugas utama mereka yang
paling mendasaar adalah mengembangkan suatu metodologi yang tepat dan logis
(sound) untuk mempelajari Al-Qur’an guna mendapatkan petunjuk bagi masaa
depanya.
Fazlur Rahman mencoba mendialogkan antara sesuatu
yang lama dengan baru. Neomodernisme yang coba dikembangkan Fazlur Rahman pada
hakikatnya bertujuan untuk menjembatani elemen penting, yaitu tradisi dan
modernisasi yang selama ini dipertentangkan oleh cendikiawan muslim. Sesuai apa yang telah dijelaskan
tentang neomodernisme adalah mencoba menjembatani tradisi dan modernisasi,
tradisi dan modernisasi seakan tidak pernah menjumpai titik temu. Karenanya,
hal yang paling urgen dalam kaidah neomodernisme yaitu menghindarkan pembuangan
warisan budaya lamadan menghiasinya dengan pola pembaharuan.
Rancang bangun pendidikan tradisional
mempunyai harapan besar akan pelestarian budaya lama, karena warisan masa lalu
sangatlah berarti bagi pengembangan di masa yang mendatang. Penddikan tradisional mencoba untuk
mengarahkan pada garis transfer knowledge artinya, sebuah proses
pendidikan yang difokuskan pada bentuk pemberdayaan sistemik dan belum
memberikan keleluasaan pada peserta didik. Segala hal yang menyangkut kebijakan
masih menjadi otoritas lambaga dan masih berpegang teguh pada buku pegangan
yang dibuat oleh lembaga. Sehingga rangkaian pendidikan tradisional ini tidak
akan mampu mendorong siswa untuk aktif. Rasionalitas yang semula dianggap
universal juga dibatalkan. Setelah modernisme, lahir juga dua aliran yang
mempunyai tanggapan berbeda yaitu pasca modernisme skeptis dan pasca modernisme
altermatif. Dan ini menjadi perdebatan para ahli pada waktu itu terutama pada
feel negatif dan ancamannya. Dari situlah kemudian muncul istilah
neo-modernisme yang mempunyai subtansi pencerahan “dunia pendidikan” dengan
penyesuaian mas yang sedang berkembang. Metode suatu gerakan ganda Fazlur
Rahman dapat diterapkan untuk memberi alternatif solusi atas problem-problem
umat, termasuk problem pendidikan. Penerapan metode ini pada problem pendidikan
telah dicontohkan oleh Rahman untuk kasus pendidikan di Pakistan melalui empat
langkah sebagai berikut. Langkah pertama adalah identifikasi terhadap
pendidikan umat Islam ketika itu. Langkah kedua adalah menemukan problem
pendidikan di Pakistan. Langkah ketiga adalah mencari rujukan Al-Qur’an dan
Al-Hadist. Identifikasi terhadap pendidikan umat Islam di Pakistan yang
dilakukan Fazlur Rahman, waktu itu telah ditemukan suatu problem utama, yaitu
probem ideologis.
Pendidikan bagi Fazlur Rahman adalah pokok
utama yang harus dikedepankan dalam semua bentuk pembaharuaan Islam. Model
pendidikan ini cukup mampu menjembatani ketertinggalan dinamika pemikiran Islam
atau Klaim kemandulan budaya piker masyarakat muslim.
Pendekatan
yang ditawarkan Fazlur Rahman untuk berinteraksi dengan Islam yang menyejarah
itu adalah analisis historis. Melalui pendekatan historisis ini pula,
sains-sains Islam sebagai aspek historis harus dilestarikan. Sebab, menurut Fazlur
Rahman, Islam historis telah memberikan kontinuitas kepada dimensi intelektual
dan spritual masyarakat. Melalui aspek historis, kajian yang menyeluruh dan
sistematis terhadap perkembangan disiplin-disiplin Islam harus dilakukan.
Kajian tersebut dibarengi dengan rekonstruksi yang juga bersifat komprehensif
meliputi disiplin-disiplin keislaman yang ada. Sebab, suatu bentuk pengembangan
pemikiran Islam yang tidak berakar dalam khazanah pemikiran Islam klasik atau
lepas dari kemampuan menelusuri kesinambungannya dengan masa lalu adalah tidak
otentik.
Karena Fazlur
Rahman adalah seorang guru serta inspirator, kita patut meneladani,
mempelajari, mewarisi dan menghidupkan kembali gagasan progresif-modernis Islam
sebagai tiang kemajuan Islam di masa kini dan masa depan. Saripati pemikiran
neo-modernisme Islam Fazlur Rahman, meminjam Cak Nur, berpijak pada adagium “al-Muhaafazhatu
`ala al-qadiim al-shaalih wal-akhdzu bil-jadiid al-ashlah (Memelihara warisan
lama yang masih baik, namun jika ada kreasi baru yang lebih baik, maka yang
baru itulah yang dipakai).” Dan, karena Fazlur Rahman adalah seorang
peletak dasar, generasi masa kini selayaknya bertugas mengembangkan dan
membangun kembali pemikiran Islam agar selalu selaras dan seiring-sejalan
dengan perkembangan zaman.
BIODATA SINGKAT RESENTATOR
Nama : Khoirul
Anam
NIM : 093111058
Jurusan : PAI B
TTL : Demak, 26
November 1991
Pendidikan :
- SDN SOKA-1 Brambang Karangawen
- MTs. SHOLIHIYYAH Kalitengah Mranggen
- MA-FUTUHIYYAH-1 Suburan Mranggen
- IAIN Walisongo Fak. Tarbiyyah PAI Semarang
Alamat : Brambang
Balai Desa, RT/RW: IV Karangawen Demak
No. Telp. : +6285
640 420 757
Tidak ada komentar:
Posting Komentar